Kamis, 27 Juli 2017

Quest Log (6): Gugur dalam Seleksi

Sekitar dua minggu yang lalu, salah satu universitas negeri yang besar dan beken di Kota Bandung membuka penerimaan pegawai untuk dosen dan tenaga kependidikan. Meskipun berstatus perguruan tinggi negeri, rupanya kampus ini tidak sedang membuka formasi untuk menjadi PNS/CPNS namun sebagai pegawai tetap non-PNS. Itu artinya, jika diterima pegawai yang masuk melalui jalur ini diterima sebagai pegawai tetap, digaji sebagaimana pegawai lainnya, namun tidak mendapat benefit pensiun seperti halnya pegawai negeri sipil.

Itu jika diterima ...

Atas dukungan istri dan orang tua, saya akhirnya mencoba untuk mengikutinya. Padahal, saya tahu betul bahwa di pengumumannya, tidak ada formasi yang cocok dengan gelar dan kompetensi akademik saya. Namun begitu, ada satu formasi yang namanya membuat saya tertarik untuk mencoba: Dosen Teknologi Media Digital dan Game.

Alasan mengapa formasi ini begitu menggiurkan buat saya adalah karena passion riset saya sejak mulai kuliah magister beberapa tahun lalu adalah di bidang game studies. Okelah, pendidikan strata-1 saya memang dari jurusan sastra Indonesia, prodi yang sekilas mungkin dianggap sama sekali tidak ada hubungannya dengan permainan atau video game. Pun ketika saya berkuliah magister, ilmu kajian budaya (cultural studies) yang saya pelajari juga tidak begitu berhubungan dengan video game dan budaya digital. Namun begitu, topik riset tesis saya mengangkat hal yang bahkan pembimbing pun tak terpikirkan untuk mengangkatnya: retorika permainan dalam video game. Kajian topik ini dilakukan dengan berdasarkan teori-teori kajian permainan atau di luar sana dikenal sebagai game studies.

Kembali ke cerita awal, dalam proses penerimaan pegawai ini, terdapat tiga tahapan seleksi. Seleksi pertama adalah seleksi kelengkapan dan kecocokan berkas, kemudian seleksi TKD, dan seleksi TKB. Setelah mengisi dan melengkapi formulir, saya mengirimkan berkas kelengkapan ke alamat panitia dan menunggu tanggal pengumuman hasil seleksi tahap pertama, yang jatuh pada tanggal 26 Juli.

Setelah telat satu hari, akhirnya panitia mengumumkan bahwa saya ...

Tidak Lulus (GUGUR)

Well, apa mau dikata, mungkin belum rezekinya. Bagi mereka yang pasrah mungkin akan bilang begitu. Pun saya demikian, saat ini hanya bisa berkata demikian.

Namun begitu, tahap seleksi ini mengajarkan saya beberapa hal. Pertama, selama ini saya lumayan banyak membuang-buang waktu. Sudah sejak lama saya ingin ikut lagi ujian TOEFL, namun tak jadi-jadi. Kemarin, dalam rangka pemberkasan, untuk memenuhi syarat kemampuan bahasa Inggris, saya tidak bisa menyertakan fotokopi sertifikat TOEFL karena memang tidak punya yang masih berlaku. Akhirnya saya menyertakan sertifikat ujian prediksi TOEFL dari kampus yang ujiannya saya ikuti sebagai syarat prasidang tesis.

Selain itu, saya pun akhirnya kembali menggiatkan diri untuk menulis karya ilmiah. Agak menyesal memang, mengapa waktu prasidang tesis waktu itu tidak jadi membuat karya tulis jurnal alih-alih menyerahkan karya tulis buku yang sudah pernah terbit. Maka dari itu, saat ini saya kembali berusaha menggiatkan diri untuk menulis karya ilmiah. Saatnya membereskan satu draft buku yang sudah tertahan sejak lama penulisannya gara-gara saya kurang tekun menyusun naskahnya.

Anyway, selamat buat mereka yang terpilih. Semoga bisa berkontribusi buat kampus tersebut. Mudah-mudahan yang terpilih memang orang-orang terbaik yang bisa memajukan dunia pengetahuan Indonesia, terutama di bidang kajian permainan. Karena kalau ternyata yang terpilih asal-asalan... Ha ha ha, saya cuma bisa ketawa miris. Mudah-mudahan pada suatu kesempatan, kita bisa bertemu dalam satu forum dan berdiskusi tentang kajian permainan di sana.

Yes, time to move on. Masih ada urusan dengan satu kampus lagi. Mudah-mudahan yang satu ini berbuah baik.


banzai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar