Setelah berhasil merakit satu PC lagi dari onderdil-onderdil PC yang terbengkalai di warnet—yang kini dikelola adik saya, akhirnya tersusunlah satu lagi PC dengan spesifikasi yang lumayan. Prosesor AMD Athlon II X2 250 soket AM3, motherboard A6GMV buatan Foxconn, sekeping memori 2 GB, dan 1 unit Hard Disk Drive SATA 80 GB cap “gerbang laut”.
It’s a nice PC. Dengan banyak pembersihan dan penyetelan ulang, ketika pertama kali dijalankan kerjanya lumayan senyap, nggak terlalu panas layaknya kebanyakan PC dengan prosesor AMD sejamannya. Bahkan sepertinya yang bikin panas dan berisik adalah Power Supply Unit-nya.
Karena spesifikasi hardware-nya yang jauh lebih modern daripada Pentium 4 yang saat ini saya pakai sebagai basis mengetes dan mengeksplorasi Linux Mint, akhirnya saya putuskan agar PC berbasis AMD Athlon II X2 ini akan saya coba instalkan Linux Mint yang speknya lebih tinggi, yaitu Linux Mint 18 Cinnamon Edition.
Linux Mint edisi desktop Cinnamon ini terbilang lebih lengkap dan asyik digunakan daripada versi Xfce yang memang dikustomisasi untuk PC dengan hardware lemot atau hardware tua bangka macam Pentium 4 saya.
It’s a nice PC. Dengan banyak pembersihan dan penyetelan ulang, ketika pertama kali dijalankan kerjanya lumayan senyap, nggak terlalu panas layaknya kebanyakan PC dengan prosesor AMD sejamannya. Bahkan sepertinya yang bikin panas dan berisik adalah Power Supply Unit-nya.
Karena spesifikasi hardware-nya yang jauh lebih modern daripada Pentium 4 yang saat ini saya pakai sebagai basis mengetes dan mengeksplorasi Linux Mint, akhirnya saya putuskan agar PC berbasis AMD Athlon II X2 ini akan saya coba instalkan Linux Mint yang speknya lebih tinggi, yaitu Linux Mint 18 Cinnamon Edition.
Linux Mint edisi desktop Cinnamon ini terbilang lebih lengkap dan asyik digunakan daripada versi Xfce yang memang dikustomisasi untuk PC dengan hardware lemot atau hardware tua bangka macam Pentium 4 saya.
Setelah mengunduh master installer Linux Mint 18 Cinnamon kemudian menyalinnya ke USB flashdrive dengan Universal USB Installer, instalasi sistem operasi berjalan sangat singkat. Hitungan saya sih cuma 25-30 menitan lah.
Yes, it’s so damn lightning fast. Nggak kayak nginstal Windows yang bisa sampai sejam. Itupun nginstal Linux-nya sambil browsing buka-buka Facebook. Instalasi Windows mana ada bisa macam gini.
Yes, it’s so damn lightning fast. Nggak kayak nginstal Windows yang bisa sampai sejam. Itupun nginstal Linux-nya sambil browsing buka-buka Facebook. Instalasi Windows mana ada bisa macam gini.
The Cinnamon Desktop
Perbedaan terbesar dari desktop Cinnamon dan desktop Xfce tentunya penampilan dan tema jendela program, layout panel, serta kelengkapan program yang digunakan.
Pertama kali membuka Linux Mint 18 pascainstalasi, Anda akan dihadapkan dengan layar sambutan, Welcome Screen. Jendela “selamat datang” ini berfungsi mengenalkan Anda dengan Linux Mint 18 “Sarah” Cinnamon Edition, sekaligus menyodorkan shortcut untuk beberapa pengaturan penting seperti Multmedia Codecs, Drivers, dan Apps (software manager).
The Welcome Screen. Akan muncul setiap saat login; hilangkan centang "Show this dialog at startup" untuk menghentikannya. |
Multimedia Codecs adalah shortcut untuk mendeteksi ketersediaan dekoder file multimedia agar program multimedia di komputer Anda bisa berfungsi dengan benar. Untuk menginstal driver tambahan, Anda bisa mengeklik ikon Drivers dan untuk menambahkan aplikasi lain bisa melalui shortcut Apps. Saya sarankan Anda mencoba satu per satu shortcut ini agar sistem operasi bisa mendeteksi kekurangan instalasi yang ada dan mengunduh kekurangan file codec atau driver segera, secara otomatis.
Beralih ke gambar latar belakang, kalau Mint 18 Xfce menggunakan wallpaper hijau yang segar, Mint 18 Cinnamon yang saya instal ternyata tampil dengan wallpaper default berwarna hitam-kelabu, dengan logo Mint hijau. Kombinasi warna yang kurang nyambung sebenarnya. Namun, warna dominan wallpaper ini sinkron dengan warna task manager berwarna abu-abu gelap yang terletak di bagian bawah layar.
Sedang mengunduh package files... |
Beralih ke gambar latar belakang, kalau Mint 18 Xfce menggunakan wallpaper hijau yang segar, Mint 18 Cinnamon yang saya instal ternyata tampil dengan wallpaper default berwarna hitam-kelabu, dengan logo Mint hijau. Kombinasi warna yang kurang nyambung sebenarnya. Namun, warna dominan wallpaper ini sinkron dengan warna task manager berwarna abu-abu gelap yang terletak di bagian bawah layar.
Di Desktop sendiri tetap sepi ikon shortcut. Secara defaultnya hanya ada ikon Home dan Computer di situ. Namun jika Anda mencolokkan suatu media penyimpanan eksternal, katakanlah USB Hard Disk atau USB Flash Drive, Mint 18 akan memunculkan ikon shortcutnya secara otomatis ke Desktop—bisa dilihat pada contoh gambar desktop saya.
Application Menu dan Panel
Di sistem operasi Windows, kita mengenal elemen desktop yang bernama Task Manager, sebuah panel memanjang yang lazimnya terletak di bagian bawah layar. Task Manager adalah elemen penting desktop Windows karena di Task Manager kita menemukan Start Menu, titik awal menjalankan aplikasi atau operasional komputer, Task Bar yang menjadi tumpuan kegiatan multi tasking, serta System Tray untuk memantau program yang berjalan di belakang layar sekaligus indikator waktu dan status lainnya.
Analogi Task Manager pada sistem operasi Linux Mint dikenal dengan sebutan Panel. Di desktop manapun (Cinnamon, Mate, maupun Xfce) panel desktop Linux Mint sangat mudah untuk dikustomisasi, disesuaikan isi dan kelengkapannya sesuai keperluan dan selera si pengguna komputer.
Sekilas penampilan Panel pada Linux Mint 18 Cinnamon dengan Xfce yang telah saya bandingkan ternyata nggak jauh berbeda. Layoutnya masih mirip, perbedaannya sebatas elemen visual seperti penggunaan warna dan bentuk ikon.
Warna default Panel desktop Linux Mint 18 Cinnamon adalah abu-abu gelap, nyaris ke hitam. Warna yang bagi sebagian orang membosankan namun menjadi favorit saya sebenarnya. Tapi jangan khawatir, warna Panel ini bisa diganti dengan mudah melalui aplikasi Themes di menu Settings, kok.
Panel Editing Menu |
Namun keunggulan paling keren dari Panel desktop Linux Mint Cinnamon (dan juga kebanyakan panel desktop di sistem operasi Linux lainnya) adalah kemampuannya untuk dikustomisasi sesuai kebutuhan dan selera.
Beranjak ke Application Menu, semacam Start Menu dari sistem operasi Linux Mint, posisinya terletak di pojok kiri Panel desktop. Application Menu adalah titik awal Anda menjalankan aplikasi atau program yang terinstal di Linux Mint 18. Tiap program dikategorisasi sesuai dengan fungsinya, misalnya Accessories, Graphics, Internet, Audio & Video, dan Office.
Oh ya, membuka Application Menu ini bisa menggunakan Winkey, seperti halnya membuka Start Menu. Pun setelah membuka Application Menu, Anda bisa langsung mencari aplikasi yang diinginkan melalui Search Box, seperti halnya sistem operasi Windows.
Beranjak ke Application Menu, semacam Start Menu dari sistem operasi Linux Mint, posisinya terletak di pojok kiri Panel desktop. Application Menu adalah titik awal Anda menjalankan aplikasi atau program yang terinstal di Linux Mint 18. Tiap program dikategorisasi sesuai dengan fungsinya, misalnya Accessories, Graphics, Internet, Audio & Video, dan Office.
Oh ya, membuka Application Menu ini bisa menggunakan Winkey, seperti halnya membuka Start Menu. Pun setelah membuka Application Menu, Anda bisa langsung mencari aplikasi yang diinginkan melalui Search Box, seperti halnya sistem operasi Windows.
The Basic Programs
Salah satu asyiknya menginstalasi sistem operasi Linux Mint adalah master instalasi sistem operasi yang biasanya sudah dilengkapi dengan program tambahan yang lumayan lengkap.
Bicara soal kelengkapan program, Linux Mint 18 Cinnamon masih mengusung kebanyakan program yang sama dengan beberapa versi sebelumnya, terutama versi 17 (Qiana). Beberapa yang saya perhatikan berubah (secara penampilan) misalnya program penangkap Screenshot.
Kategorisasi Application Menu |
- Program Office Suite masih menggunakan Libre Office, versi terbaru, yaitu LibreOffice 5.
- Program pembakar media optik (CD/DVD burner) masih menggunakan Brasero.
- Multimedia player yang tersedia antara lain Totem, Banshee, dan VLC Media Player.
- Untuk kelengkapan Internet, kita dibekali Mozilla Firefox sebagai browser standar, Pidgin untuk aplikasi instant messaging, HexChat untuk aplikasi chatting, dan Transmission untuk klien torrent. Plus, one of the best e-mail client: Thunderbird.
- Untuk aplikasi grafis, kita dibekali the popular GIMP, ImageViewer, dan Pix.
Meskipun program yang dibekalkan sudah lumayan lengkap, menurut saya sih masih ada beberapa program yang perlu dipasang setelah menginstal Linux Mint 18. Program tersebut antara lain:
- BleachBit, program pembersih file sampah semacam Ccleaner di Windows
- Midori atau QupZilla, browser ringan yang irit system-resource
- Inkscape, program editor grafis vektor semacam Corel Draw tetapi gratis
- Cheese, untuk web-cam-an
Program-program tambahan itu bisa diinstal dengan mudah melalui Mint Software Manager maupun Synaptic Package Manager. Semuanya bisa diakses melalui Application Menu kemudian memiliki kategori Administration.
Oh ya, saya juga kepikiran untuk memasang salah satu game favorit saya, OpenTTD (kloningan Transport Tycoon) serta menginstal Anthy karena saya sering menulis tulisan kana (Jepang) tapi nggak punya keyboard Jepang dan sudah kebiasaan mengandalkan Microsoft IME :).
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar