Selasa, 19 November 2013

Kosmologi "Sembilan Dunia" dalam Mitologi Nordik Kuno

Folklor Nordik adalah folklor yang sangat populer dijadikan basis atau inspirasi untuk setting suatu dunia fantasi. Oleh karena itulah, dalam berbagai setting cerita fiksi fantasi, hal-hal yang berbau Nordik sangat lazim dijumpai. Tokoh superhero Amerika Thor misalnya, adalah diangkat dari mitologi dewa Aesir yang bernama sama. Tokoh superhero Amerika itu menggunakan palu yang dapat mengeluarkan petir, kemampuan yang sama yang dimiliki oleh dewa Thor dalam mitologi Nordik.

Setting folklor Nordik juga digunakan dalam mass-multiplayer online role-playing game populer Ragnarok Online. Dalam mitologi Nordik, Ragnarok atau Ragnarök atau Ragnarökr adalah pertempuran terakhir para dewa-dewi Nordik, Odin memimpin para Einherjar melawan Loki dan para Jotunn. Pertempuran ini terjadi di Padang Vigrid. Hampir semua yang terlibat dalam perang itu meninggal. Baldr dan Hodr bangkit dari alam bawah, Vali, Vidar, Modi, Magni, dan beberapa dewa lainnya yang selamat hidup kembali di dunia yang mulai tercipta kembali. Sementara itu, Lif dan Lifthrasir, satu-satunya pasangan manusia yang selamat, melahirkan keturunan manusia yang kembali mengisi kehidupan di bumi.

Selain dewa-dewi dan peristiwa-peristiwa, beberapa unsur dalam mitologi Nordik juga sering diangkat atau disebut dalam cerita-cerita fiksi fantasi. Misalnya pohon Yggdrasil yang dipercaya sebagai “pohon dunia” seringkali ditampilkan sebagai pohon raksasa yang menjadi sumber kehidupan dunia. Di ranting dan cabangnya, terdapat sembilan “alam dunia”. Yggdrasil adalah elemen penting dalam kosmologi Nordik kuno. Arketipe Yggdrasil ini digunakan dalam anime Sword Art Online, ketika Kirito harus memanjat pohon raksasa di dunia virtual game online Alfheim, untuk menyelamatkan Asuna yang terkurung di dalam sebuah kerangkeng raksasa di puncak pohon tersebut.


Mitologi asal-usul dunia dan penciptaan dalam folklor Nordik

Pengetahuan mitologi asal-usul penciptaan dalam folklor Nordik tercantum dalam naskah kuno Edda, yang terdiri dari dua jenis: Puisi Edda dan Prosa Edda. Keduanya adalah sumber utama pengetahuan mitologi-pagan dan kisah-kisah heroik (saga dan epos) Nordik.

Puisi Edda atau Edda Tua adalah naskah kuno yang ditemukan bersama naskah Islandia masa pertengahan (middle-age), Codex Regius. Para ahli menyebutkan bahwa Codex Regius (dan Puisi Edda) berasal dari abad ke-13. Namun demikian, keberadaannya tidak diketahui sama sekali sampai seorang uskup dari Skalholt, Islandia, bernama Brynjolf Sveinsson menemukannya pada 1643. Ketika itu, naskah Prosa Edda sudah lebih dulu dikenal di Islandia, namun para ahli menduga bahwa masih ada naskah Edda yang lebih tua, yang berisi syair-syair pagan yang banyak dikutip oleh Snorri Sturluson dalam Prosa Edda-nya. Ketika naskah Codex Regius ditemukan, dugaan ini terbukti benar. Brynjolf menyebut bahwa naskah Puisi Edda disusun oleh Saemundar, sehingga naskah ini sempat dikenal pula dengan nama Edda Saemundar. Namun para sarjana modern kemudian menolak klaim tersebut. Meskipun begitu, sampai sekarang, sebutan Edda Saemundar masih digunakan untuk menyebut Puisi Edda.

Naskah yang lebih muda dari itu adalah Prosa Edda yang disusun oleh Snorri Sturluson, sehingga dikenal juga sebagai Edda Muda atau Snorra Edda. Naskah tersebut diperkirakan ditulis pada 1220 namun ditemukan lebih dulu daripada Puisi Edda.

Dalam naskah Edda, dikenal kosmologi sembilan dunia, atau sembilan alam. Setiap alam tersebut didiami oleh bangsa atau ras makhluk yang berbeda. Pada dasarnya, tiap makhluk penunggu itu hidup di alamnya masing-masing. Namun kadangkala, mereka bisa saja datang ke alam yang lain. Kesembilan dunia ini dihubungkan oleh “pohon dunia” yang disebut Yggdrasil. Daly (2010) menyebutkan, jika Yggdrasil dilihat secara vertikal, kesembilan dunia ini dapat dipecah menjadi tiga tingkatan berdasarkan posisinya:
  1. bagian atas, disebut terdiri dari Asgard, kediaman para Aesir, Vanaheim, kediaman para Vanir, dan Alfheim, kediaman para elf (tepatnya elf cahaya, ljossálvar);
  2. bagian tengah, terdiri dari Midgard: alam bangsa manusia, Jotunnheim: kediaman para raksasa, dan Svartalfheim: tempat tinggal para elf-gelap (dokkalvar); dan
  3. di paling bawah, adalah kediaman dewa api Sutr: Muspelheim, dunia arwah yang dingin dan penuh kabut: Niflheim; dan kediaman dewi kematian Hel: Helheim.
Dunia bagian atas dihubungkan dengan dunia tengah melalui jembatan Bilrost, atau Bifrost. Manusia melihat Bilrost sebagai pelangi yang menghubungkan alam dunia (Midgard) dengan Asgard. Dewa-dewi Aesir menciptakan Bifrost dari api, udara, dan air, tiga material dasar yang tersimbolkan melalui warna utama pelangi: merah (api), biru (air), dan hijau (angin/udara). Meskipun tampak lemah, Bifrost dipercaya sangat kuat.

Midgard adalah alam tempat tinggal para manusia. Nama Midgard diambil oleh J.R.R. Tolkien untuk menamai dunia fantasinya dalam serial The Lord of The Rings, yang penuh dengan makhluk-makhluk fantastis selain manusia, seperti elf, dwarf, undead, orc, dan sebagainya--Tolkien memang banyak berpijak pada mitologi Nordik dalam penciptaan dunia fantasi tersebut. Nama Midgard juga dipakai dalam MMORPG Ragnarok Online sebagai Rune-Midgard, nama kerajaan tempat bermulanya cerita game tersebut

Sementara itu, di bagian bawah Yggdrasil, hiduplah seekor naga raksasa bernama Jormungand, yang selama ini menggerogoti akar Yggdrasil dan hidup dari jiwa-jiwa manusia yang meninggal dan melewati Helheim. Jormungand adalah keturunan Loki dari raksasa Angrboda, dengan demikian ia adalah saudara Hel sang Dewi Kematian dan Fenrir siluman serigala. Thor dan Jormungand adalah musuh abadi, dan mereka ditakdirkan bertempur di Ragnarok.


Referensi

Daly, Kathleen N. 2010. Norse Mythology A to Z, third edition. New York: Chelsea House Publishing.
Hollander, Lee M (ed.). 1962. The Poetic Edda. Lapeer, Michigan: The Northvegr Foundation Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar